Bicara Buku; Merantau ke Negeri Para Wali-Husin Nabil Assegaf
Bagaimana rasanya melewati perjuangan panjang menuju negeri impian? Jujur saja, Tarim masuk sebagai destinasi impianku sejak 2015, tapi sampai 2023 belum ditakdirkan menginjakkan kaki ke bumi para wali tersebut.
Satu fakta yang aku dapat setelah membaca buku ini: jika kita memiliki tekad yang kuat, se sulit apapun jalannya, tetap saja akan sampai pada tujuan.
Penulis menerangkan di bagian utama bahwa awal pertama dia menginjakkan kaki di Tarim belum menguasai bahasa arab bahkan nahwu pun dia tidak mengerti. Tapi pada akhirnya, lambat laun, dalam bimbingan Habib Umar bin Hafidz dan bara asatidz di sana perlahan dia mampu beradaptasi dan belajar dengan cepat.
Ada percakapan yang cukup menggetarkan hati. Ya itu pengibaratan hati dengan cawan. Bahwa hati manusia bisa diibaratkan dengan 4 jenis cawan.
Walau sempat merasa tidak nyaman dengan gaya bahasa yang dipakai, dan juga beberapa kata yang terasa mengulang-ngulang penjelasan. Tapi tidak menutup kenyataan bahwa buku 150hal ini memberi manfaat dan pengetahuan baru, khususnya untuk yang mencintai Tarim, karena sedikit banyak tersisip beberapa hal mengenai Tarim dan para ulamanya.
.
.
.
Komentar
Posting Komentar